Perjalanan menuju Bukit Merese tak serumit yang kubayangkan. Dari Kuta Lombok, aku menyewa motor matic—pilihan yang tepat mengingat medan jalannya yang berkelok-kelok namun masih cukup terawat. Sepanjang perjalanan, pemandangan sawah hijau terhampar luas, diselingi pohon-pohon rindang yang meneduhkan. Udara sejuk khas pedesaan Lombok benar-benar menyegarkan. Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya aku sampai di area parkir Bukit Merese. Suasana di sana sudah ramai, tapi masih tergolong tertib. Banyak sekali motor dan mobil yang terparkir rapi.
Begitu turun dari motor, aku langsung disambut oleh pemandangan yang luar biasa. Bukit Merese bukanlah bukit yang tinggi menjulang, melainkan perbukitan kecil yang landai dengan hamparan rumput hijau yang terawat. Dari atas bukit ini, Pantai Kuta Mandalika terlihat begitu indah. Pantai yang terkenal dengan pasir putihnya yang lembut itu tampak seperti lukisan yang terhampar di bawah kaki langit. Gelombang laut yang bergulung-gulung menampar lembut bibir pantai, menciptakan suara deburan yang menenangkan.

Aku berjalan perlahan menuju puncak bukit, menikmati semilir angin yang membawa aroma laut yang segar. Di puncak, aku menemukan beberapa spot foto yang telah disiapkan oleh pengelola. Ada ayunan yang terbuat dari kayu, dan beberapa gazebo kecil yang nyaman untuk bersantai. Aku memilih untuk duduk di salah satu gazebo, menikmati pemandangan yang terbentang di depanku.
Matahari mulai condong ke barat, perlahan-lahan mengubah warnanya menjadi oranye kemerahan. Langit mulai dihiasi gradasi warna yang begitu menakjubkan. Warna jingga bercampur dengan warna merah muda, lalu beralih ke warna ungu lembut di tepian cakrawala. Rasanya seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukan alam yang spektakuler. Aku tak kuasa menahan decak kagum, kamera handphoneku tak henti-hentinya mengabadikan setiap momen indah tersebut.
Lebih dari sekadar pemandangan matahari terbenam, Bukit Merese menawarkan panorama 360 derajat yang luar biasa. Di sebelah kiri, aku bisa melihat hamparan luas Samudra Hindia yang membentang hingga tak terlihat batasnya. Di sebelah kanan, pemandangan perbukitan hijau yang berkelok-kelok menambah keindahan panorama. Dan di depan, tentu saja, Pantai Kuta Mandalika dengan pesonanya yang tak terbantahkan.
Aku menghabiskan waktu berjam-jam di Bukit Merese, larut dalam keindahan alam yang luar biasa. Aku duduk termenung, merenungkan betapa kecilnya diriku di hadapan keagungan alam ciptaan Tuhan. Suara deburan ombak dan semilir angin menjadi musik alam yang menenangkan jiwaku. Suasana sunyi dan tenang di Bukit Merese benar-benar memberikan kedamaian batinku. Rasanya semua beban dan kepenatan hilang seketika.
Saat matahari benar-benar tenggelam, langit mulai berubah warna menjadi gelap. Bintang-bintang mulai bermunculan, menghiasi langit malam yang pekat. Aku masih betah berlama-lama di sana, menikmati keindahan malam di Bukit Merese. Udara malam yang sejuk dan suara jangkrik yang bernyanyi menjadi teman setia perjalanan soliterku.
Sebelum kembali, aku sempat berbincang dengan beberapa pengunjung lain. Mereka berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari luar negeri. Kami berbagi cerita tentang pengalaman masing-masing saat menikmati keindahan Bukit Merese. Suasana keakraban dan persahabatan tercipta begitu saja di tempat yang menakjubkan ini.
Perjalanan pulang terasa begitu singkat. Pikiran dan hatiku masih dipenuhi dengan keindahan Bukit Merese. Aku merasa sangat beruntung bisa mengunjungi tempat yang begitu menakjubkan ini. Bukit Merese bukanlah sekadar tempat wisata, melainkan sebuah pengalaman yang tak akan pernah kulupakan. Ia adalah tempat di mana aku bisa menyatu dengan alam, menemukan kedamaian batin, dan mengagumi keagungan ciptaan Tuhan.
Sekarang, aku ingin menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin sering muncul di mesin pencari:
1. Berapa harga tiket masuk Bukit Merese?
Harga tiket masuk Bukit Merese relatif terjangkau. Biasanya, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan, sekitar Rp. 5.000 - Rp. 10.000 untuk motor dan lebih tinggi untuk mobil. Tidak ada biaya tiket masuk khusus untuk memasuki area bukit.
2. Bagaimana cara menuju Bukit Merese?
Cara termudah untuk menuju Bukit Merese adalah dengan menyewa kendaraan bermotor, baik motor maupun mobil. Dari pusat Kota Mataram atau Bandara Internasional Lombok, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1-2 jam tergantung kondisi lalu lintas. Sebaiknya gunakan aplikasi navigasi untuk membantu perjalanan.
3. Apakah Bukit Merese aman untuk dikunjungi sendirian?
Secara umum, Bukit Merese aman untuk dikunjungi sendirian, terutama pada siang hari. Namun, selalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan jaga barang bawaan Anda. Hindari mengunjungi tempat ini sendirian pada malam hari.
4. Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mengunjungi Bukit Merese?
Persiapkan pakaian yang nyaman dan sesuai dengan cuaca. Jangan lupa membawa topi, kacamata hitam, dan sunscreen untuk melindungi diri dari sinar matahari. Bawa juga air minum yang cukup dan cemilan. Kamera juga sangat penting untuk mengabadikan momen indah di Bukit Merese.
5. Apakah ada fasilitas umum di Bukit Merese?
Fasilitas di Bukit Merese masih tergolong sederhana. Tersedia area parkir, beberapa gazebo untuk beristirahat, dan beberapa warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Namun, jangan berharap menemukan fasilitas yang lengkap seperti toilet yang bersih dan modern.