Perjalanan menuju Bukit Anak Dara sendiri sudah menjadi petualangan tersendiri. Saya memulai perjalanan dari Mataram, menyewa sepeda motor—pilihan yang tepat untuk menjelajahi Lombok dengan leluasa. Jalanan berkelok-kelok menanjak, melewati perkampungan penduduk yang ramah, dan hamparan sawah hijau yang terbentang luas. Semakin tinggi saya mendaki, semakin terasa sensasi petualangannya. Aroma tanah basah dan dedaunan yang segar mengiringi perjalanan saya, membuat setiap tarikan napas terasa begitu menyegarkan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam, akhirnya saya tiba di kaki Bukit Anak Dara. Pemandangan pertama yang menyambut saya adalah hamparan hijau yang begitu luas dan menawan. Bukit-bukit hijau yang berundak-undak, seperti karpet alam yang terbentang hingga ke cakrawala. Rasanya seperti berada di lukisan alam yang hidup. Saya memarkir motor saya di area parkir yang sudah tersedia dan langsung bergegas menuju puncak bukit.

Perjalanan menuju puncak tidaklah mudah. Tanjakan yang cukup terjal dan jalan setapak yang sedikit menanjak membutuhkan tenaga ekstra. Namun, setiap langkah yang saya ambil terbayar lunas dengan pemandangan yang semakin menakjubkan. Saya bisa merasakan bagaimana udara pegunungan yang segar dan sejuk membelai kulit saya. Sesekali, saya berhenti untuk sekedar menikmati pemandangan dan mengabadikan momen-momen indah tersebut dengan kamera saya.
Dan akhirnya, saya sampai di puncak Bukit Anak Dara! Degup jantung saya berdebar kencang. Pemandangan di depan mata benar-benar luar biasa. Hamparan hijau yang lebih luas dan lebih spektakuler dibandingkan yang saya lihat dari bawah. Saya bisa melihat Gunung Rinjani yang gagah berdiri di kejauhan, puncaknya terkadang menyembul dari balik awan. Rasanya seperti berada di atas dunia, dikelilingi oleh keindahan alam yang begitu megah.
Saya menghabiskan waktu berjam-jam di puncak Bukit Anak Dara. Saya duduk di atas rerumputan hijau, menikmati semilir angin sepoi-sepoi, dan menikmati kesunyian alam yang begitu menenangkan. Saya bisa mendengar suara kicauan burung yang merdu, dan merasakan betapa damai dan tenteramnya berada di tempat ini. Rasanya semua kepenatan dan stres yang selama ini saya rasakan hilang begitu saja.
Di puncak, saya juga bertemu dengan beberapa wisatawan lain, baik lokal maupun mancanegara. Kami saling berbagi cerita dan pengalaman, menikmati keindahan alam bersama-sama. Suasana keakraban dan persahabatan tercipta begitu saja, menambah keindahan pengalaman saya di Bukit Anak Dara.
Matahari mulai terbenam, langit berubah warna menjadi gradasi oranye, merah, dan ungu yang begitu indah. Momen ini sungguh tak terlupakan. Saya menyaksikan bagaimana matahari perlahan-lahan tenggelam di balik perbukitan, meninggalkan jejak warna-warni yang memukau di langit. Rasanya seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukan alam yang spektakuler.
Setelah puas menikmati keindahan matahari terbenam, saya mulai turun dari puncak Bukit Anak Dara. Perjalanan turun sedikit lebih mudah, tetapi tetap membutuhkan kewaspadaan. Saya kembali ke tempat parkir motor saya, merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang luar biasa.
Perjalanan pulang ke Mataram terasa begitu singkat, karena pikiran saya masih dipenuhi oleh keindahan Bukit Anak Dara. Saya merasa sangat beruntung bisa mengunjungi tempat yang begitu menakjubkan ini. Bukit Anak Dara bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga sebuah pengalaman yang akan selalu saya kenang. Ini adalah tempat yang sempurna bagi para pencinta alam, bagi mereka yang ingin melepas penat, dan bagi mereka yang ingin merasakan keindahan alam Indonesia yang luar biasa.
Sekarang, mari kita jawab beberapa pertanyaan yang mungkin sering muncul di mesin pencari tentang Bukit Anak Dara:
1. Apakah Bukit Anak Dara aman untuk dikunjungi sendiri?
Ya, Bukit Anak Dara relatif aman untuk dikunjungi sendiri, terutama jika Anda sudah berpengalaman melakukan solo traveling dan mendaki. Namun, tetap utamakan keselamatan Anda. Pastikan Anda dalam kondisi fisik yang prima, membawa perlengkapan yang cukup, dan selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Beritahu orang lain rencana perjalanan Anda dan perkirakan waktu kepulangan.
2. Bagaimana cara menuju Bukit Anak Dara dari Bandara Lombok?
Dari Bandara Lombok (LOP), Anda bisa menyewa kendaraan seperti sepeda motor atau mobil, atau menggunakan jasa transportasi online. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 2-3 jam, tergantung kondisi lalu lintas dan rute yang Anda pilih. Sebaiknya Anda menggunakan aplikasi navigasi untuk membantu perjalanan Anda.
3. Apakah ada fasilitas di Bukit Anak Dara?
Fasilitas di Bukit Anak Dara masih terbatas. Tersedia area parkir, namun untuk fasilitas seperti toilet atau warung makan masih belum banyak. Sebaiknya Anda membawa bekal air minum dan makanan sendiri.
4. Kapan waktu terbaik untuk mengunjungi Bukit Anak Dara?
Waktu terbaik untuk mengunjungi Bukit Anak Dara adalah selama musim kemarau (April-Oktober), saat cuaca cerah dan pemandangan lebih jelas. Namun, pastikan untuk selalu memantau prakiraan cuaca sebelum berangkat.
5. Apakah ada biaya masuk ke Bukit Anak Dara?
Biaya masuk ke Bukit Anak Dara relatif terjangkau. Anda mungkin akan dikenakan biaya parkir kendaraan. Namun, biaya tersebut masih sangat sepadan dengan keindahan alam yang akan Anda nikmati.